Judul: Seni dan Sejarah Memasak Rotisserie
Sejarah
Memasak rotisserie, metode memanggang daging dengan menusuknya di atas ludah dan memutarnya di atas sumber panas, memiliki asal-usul kuno. Namanya berasal dari kata Prancis rôtir, yang berarti «memanggang». Referensi sejarah untuk memasak rotisserie berasal dari Abad Pertengahan di Eropa, di mana perapian terbuka besar digunakan di dapur kastil. Seorang anak ludah yang berdedikasi, juga disebut «spit jack», bertanggung jawab untuk memutar ludah dengan tangan. Seiring kemajuan teknologi, pemutar mekanis yang ditenagai oleh beban, hewan, atau uap diperkenalkan, mengurangi kebutuhan tenaga kerja manual.
Pada abad ke-19, memasak rotisserie telah menjadi tradisi kuliner di banyak rumah tangga dan restoran Eropa. Metode ini memungkinkan memasak dan mengolesi sendiri, yang menghasilkan daging yang berair dan beraroma dengan kulit luar yang renyah. Seiring waktu, oven rotisserie berevolusi menjadi perangkat bertenaga listrik, membuat metode ini lebih mudah diakses oleh juru masak rumahan dan restoran kecil.
Rotisserie Horisontal
Rotisserie horizontal mungkin merupakan gaya yang paling akrab bagi konsumen modern. Ini memiliki ludah yang menahan daging secara horizontal, memutarnya di atas atau di sebelah sumber panas, seringkali gas atau listrik. Pengaturan catfish-cove.com ini umum terjadi di peralatan dapur rumah tangga dan oven kelas komersial yang digunakan di supermarket dan restoran. Rotisseries horizontal sangat efektif untuk memasak ayam utuh, kalkun, dan potongan besar daging babi atau sapi.
Salah satu keuntungan utama dari rotisserie horizontal adalah kemampuannya untuk mendistribusikan panas secara merata. Saat daging berputar, jusnya terus didistribusikan kembali, mengolesi dirinya sendiri secara alami. Rotasi yang konsisten memastikan bahwa semua sisi dimasak secara merata, menciptakan eksterior berwarna cokelat keemasan, renyah, dan interior yang empuk. Banyak oven rotisserie rumahan dilengkapi dengan baki tetesan yang dapat dilepas, membuat pembersihan lebih mudah dan memungkinkan pengumpulan jus beraroma untuk saus atau saus.
Rotisserie Vertikal
Rotisseries vertikal beroperasi dengan prinsip yang sedikit berbeda, memposisikan daging tegak dengan sumber panas ditempatkan secara vertikal di belakang atau di sekitarnya. Desain ini sangat populer dalam masakan Timur Tengah dan Mediterania, di mana ia digunakan untuk memasak daging seperti shawarma, gyros, dan doner kebab. Lempengan daging besar yang dibumbui ditumpuk di atas tusuk sate dan perlahan-lahan diputar di sebelah sumber panas, seringkali kompor gas atau koil listrik.
Saat lapisan luar daging dimasak, itu dicukur menjadi irisan tipis, memastikan bahwa hanya bagian yang baru dipanggang yang disajikan. Metode ini memungkinkan memasak dan menyajikan terus menerus sepanjang hari. Orientasi vertikal juga memungkinkan kelebihan lemak menetes ke bawah, menghasilkan produk akhir yang lebih ramping. Rotisseries vertikal sering ditemukan di warung makanan jalanan dan restoran cepat saji, di mana kecepatan dan rasa adalah kuncinya.
Kesimpulannya, baik horizontal atau vertikal, teknik rotisserie tetap menjadi metode yang disukai untuk mendapatkan daging panggang yang lezat dan lezat di seluruh budaya dan masakan.